Senin, 19 Maret 2018




1.  JALAN
a.      Pengertian
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

b.      Jenis-jenis Jalan :
-          Jalan Tanah, merupakan badan jalan tanah yang tidak diberikan lapis perkerasan sebagai penutup dan dipadatkan. Jalan ini dapat merupakan jalan tanah didaerah galian atau didaerah timbunan.
-          Jalan Beraspal :
Lapis Permukaan Buras (Pelabuhan Aspal), merupakan hasil penyiraman / penyemprotan aspal diatas permukaan jalan, kemudian ditabur dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lapis Penetrasi Makadam (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu pokok (3-5 cm), batu pengunci (1-2 cm), batu penutup (pasir) dan campuran aspal panas sebagai pengikat diantara tiap lapisan serta dipadatkan sebagai lapisan penutup.
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari campuran agregat kasar (batu 3-5 cm), agregat halus (batu 2-3 cm), bahan pelunak / peremaja dan aspal buton yang dicampur secara dingin sebagai pengikat dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
-          Jalan Diperkeras :
Perkerasan Sirtu / kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu terdiri dari campuran pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau campuran antara kerikil ukuran 2-5 cm dengan pasir urug. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini adalah 10 cm.
Perkerasan Batu Belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi, dan batu tepi. Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan 20 cm. Ketebalan pasir urug minimal 3 cm.
Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam), bahan perkerasan Makadam terdiri dari agregat pokok ukuran 3-5 cm, agregat pengunci dengan ukuran 1-2 cm dan pasir penutup.
Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton), dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil dengan perbandingan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil/batu percah. Tebal perkerasan rabat beton ini minimal 7 cm.



 2.  JEMBATAN

a.      Pengertian
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.

b.      Jenis Jembatan :
-          Jembatan diatas sungai
-          Jembatan diatas saluran sungai irigasi/ drainase
-          Jembatan diatas lembah
-          Jembatan diatas jalan yang ada / viaduct


c.       Bagian-bagian Konstruksi Jembatan terdiri dari :
-            Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures) Konstruksi bagian atas jembatan meliputi :
·      Trotoir : Sandaran + tiang sandaran-Peninggian trotoir / kerb-Konstruksi trotoir 
·       Lantai kendaraan + perkerasan
·       Balok diafragma / ikatan melintang
·       Balok gelagar 
·       Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem, ikatan tumbukan)
·    Perletakan (rol dan sendi) sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas suatu jembatan, berfungsi menampung  beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah.
-   Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan   meliuputi :
·         Pangkal jembatan / abutment + pondasi
·         Pilar / pier + pondasi



 3. ASPAL

a.      Pengertian
Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan mineral. Bitumen   adalah bahan yang berwarna coklat hingga hitam, keras hingga cair. Mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau CCL4 dengan sempurna dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air, ter adalah bahan cair berwarna hitam tidak larut dalam air, larut sempurna dalam Cs2 atau CCL4, mengandung zat-zat organik yang terdiri dari gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Bitumen secara kimia terdiri dari aromat, Naphten dan alkan sebagai komponen terpenting dan secara kimia fisika merupakan campuran colloid dimana butir-butir yang merupakan komponen yang padat (disebut Asphaltene) berada dalam fase cairan yang disebut Malten. Asphlatene terdiri campuran gugusan aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi, sedangkan Malten terdiri campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan berat molekul yang lebih rendah.

b.      Jenis-Jenis Aspal
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam dan aspal buatan.
·         Aspal alam, dapat dibedakan menjadi :
Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari pulau Buton
Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari Bermudus Trinidat

Berhubung aspal alam tidak mempunyai mutu tertentu penggunaan aspal tersebut dapat dievaluasi dengan baik.

·         Aspal buatan
Jenis ter dibuat dari proses pengolahan minyak bumi. Jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal.
Ter merupakan hasil penyulingan batu bara tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan karena lebih cepat mengeras, peka terhadap temperature dan beracun.

1)    Aspal Keras
Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal yang digunakan dalam keadaan cair dan panas, aspal ini berbentuk padat pada keadaan penyimpanan temperatur ruang (25oC – 30oC). Aspal semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis minyak bumi asalnya. Pengelompokan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasan pada temperatur 25oC ataupun berdasarkan nilai Visiositasnya.
Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi :
-          AC per 40/50     →  yaitu AC dengan penetrasi antara  40 – 50
-          AC per 60/70     →  yaitu AC dengan penetrasi antara  60 – 70
-          AC per 84/100   →  yaitu AC dengan penetrasi antara  85 – 100
-          AC per 120/150 →  yaitu AC dengan penetrasi antara  120 – 150
-          AC per 200/300 →  yaitu AC dengan penetrasi antara  200 - 300
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas (lalu lintas dengan volume tinggi) sedangkan aspal semen dengan penetrasi tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dengan lalu lintas ber volume rendah.
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi (60/70 dan 80/100).

2)   Aspal Cair
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan bahan pencair dari hasil penyulingan dengan minyak bumi, dengan demikian cut back aspal berbentuk cair dalam temperatur ruang. Berdasarkan bahan pencairnya dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas :
-          RC (Rapid Curing Cut Back)
Merupakan aspal (semen yang dilarutkan dengan bensin atau premium).
RC merupakan Cut Back aspal yang paling cepat menguap.
-          MC (Medium Curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan pencair yang lebih kental seperti minyak tanah.
-          SC (Slow curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan yang lebih kental seperti solar, aspal jenis ini merupakan cut back aspal yang paling lama menguap.

3)    Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah campuran dari aspal minyak (petroleum bitumen), air dan zat kimia yang disebut emulsifier. Aspal yang merupakan keluarga minyak bisa bercampur dengan air dengan bantuan emulsifier melalui proses emulsifikasi. Pada proses emulsifikasi, aspal dijadikan butiran yang sangat kecil (0,1 – 20 mikron) dan diberi muatan listrik statis oleh emulsifier. Akibat adanya muatan listrik ini, terjadi gaya saling tolak antara butiran aspal (asphalt droplets) sehingga aspal tersebar secara merata dalam media air dan menjadi emulsi. Gaya saling tolak ini cukup stabil sehingga aspal tidak menyatu kembali. Seluruh proses ini terjadi dalam alat yang disebut “Colloid Mill”. Pemilihan aspal, jenis emulsifier dan colliod mill sangat mempengaruhi mutu aspal emulsi yang dihasilkan.

Jenis Aspal Emulsi
Secara umum ada tiga jenis aspal emulsi yaitu jenis Anionik, Kationik dan Non-Ionik. Yang paling umum digunakan dalam konstruksi jalan adalah jenis Kationik karena adaptasinya yang sangat baik untuk berbagai jenis batuan. Dari tiga jenis aspal emulsi di atas, aspal emulsi diklasifikasikan lagi berdasarkan kecepatan terpisahnya aspal dengan air yaitu, Rapid Setting, Medium Setting dan Slow Setting.


c.       Spesifikasi Aspal
Syarat Umum Aspal Keras
-          Aspal keras harus berasal dari hasil minyak bumi
-          Aspal keras harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175oC.
-          Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %
Syarat-Syarat Umum Aspal Cair
Spesifikasi meliputi tiga mutu aspal cair RC – 70, RC – 250 fan RC – 800 :
-          Aspal cair harus berasal dari hasil minyak bumi
-          Aspal harus mempunyai sifat sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika di panaskan
-          Jika dipakai menunjukkan pemisahan atau penggumpalan
-          Kadar paraffin dalam aspal tidak melebihi 2 %.


d.      Aspal Beton (Hot Mix)
Pengertian
Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat halus dengan agregat kasar, dan bahan pengisi ( Filler ) dengan bahan pengikat aspal dalam kondisi suhu panas tinggi. Dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh spesifikasi teknis.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain konstruksi jalan aspal beton mempunyai beberapa jenis, antara lain:
-          Binder Course ( BC ) dengan tebal minimum 4cm biasanya digunakan sebagai lapis kedua sebelum wearing course.
-          Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal minimum 5 Cm digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu lintas berat / Tinggi.
-          Hot Roller Sheet ( HRS ) / Lataston / laston 3 dengan tebal penggelaran minimum 3 s/d 4 cm digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas sedang.
-          ( FG ) Fine Grade dengan tebal minimum 2.8 cm maks 3 cm bisanya digunakan untuk jalan perumahan dengan beban rendah.
-          Sand Sheet dengan tebal Maximum 2.8 cm biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan perparkiran.
-          Wearing Course ( ACWC  ) / Laston dengan tebal penggelaran minimum 4 Cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan lalu lintas berat.


Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan terbang, dalam kondisi segala macam cuaca.

Kelebihan Aspal Beton Hot Mix :
1.      Waktu pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
2.      Lapisan konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air.
3.      Dapat dilalui kendaraan setelah pelaksanaan penghamparan.
4.      Mempunyai sifat flexible sehingga mempunyai kenyamanan bagi pengendara,
5.      Pemeliharaan yang relative mudah dan murah.
6.  Stabilitas yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi.

1 komentar:

KONSTRUKSI JALAN DAN JEMBATAN 1.   JALAN a.       Pengertian Jalan  adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bag...