1. JALAN
a.
Pengertian
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah,
di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori, dan jalan kabel.
b.
Jenis-jenis Jalan :
-
Jalan Tanah, merupakan badan jalan tanah yang
tidak diberikan lapis perkerasan sebagai penutup dan dipadatkan. Jalan ini
dapat merupakan jalan tanah didaerah galian atau didaerah timbunan.
-
Jalan Beraspal :
Lapis Permukaan Buras (Pelabuhan Aspal),
merupakan hasil penyiraman / penyemprotan aspal diatas permukaan jalan,
kemudian ditabur dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lapis Penetrasi Makadam (Lapen),
dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu pokok (3-5 cm), batu pengunci
(1-2 cm), batu penutup (pasir) dan campuran aspal panas sebagai pengikat
diantara tiap lapisan serta dipadatkan sebagai lapisan penutup.
Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag),
dimana bahan perkerasan terdiri dari campuran agregat kasar (batu 3-5 cm),
agregat halus (batu 2-3 cm), bahan pelunak / peremaja dan aspal buton yang
dicampur secara dingin sebagai pengikat dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
-
Jalan Diperkeras :
Perkerasan Sirtu / kerikil (pasir campur batu), dimana
bahan perkerasan Sirtu terdiri dari campuran pasir batu yang langsung diambil
dari alam (sungai) atau campuran antara kerikil ukuran 2-5 cm dengan pasir
urug. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini adalah 10 cm.
Perkerasan Batu Belah (telford),
terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi, dan batu tepi. Batu belah
disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan 20
cm. Ketebalan pasir urug minimal 3 cm.
Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam),
bahan perkerasan Makadam terdiri dari agregat pokok ukuran 3-5 cm, agregat
pengunci dengan ukuran 1-2 cm dan pasir penutup.
Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton),
dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil dengan perbandingan campuran 1 semen
: 3 pasir : 5 kerikil/batu percah. Tebal perkerasan rabat beton ini minimal 7
cm.
a. Pengertian
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi
yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan
seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang.
b. Jenis Jembatan :
-
Jembatan diatas
sungai
-
Jembatan diatas saluran sungai irigasi/
drainase
-
Jembatan diatas lembah
-
Jembatan diatas
jalan yang ada / viaduct
c. Bagian-bagian Konstruksi Jembatan
terdiri dari :
-
Konstruksi Bangunan Atas
(Superstructures) Konstruksi bagian atas
jembatan meliputi :
· Trotoir : Sandaran + tiang sandaran-Peninggian
trotoir / kerb-Konstruksi trotoir
· Lantai kendaraan + perkerasan
· Balok diafragma / ikatan melintang
· Balok gelagar
· Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan
rem, ikatan tumbukan)
· Perletakan (rol
dan sendi) sesuai dengan istilahnya, bangunan atas berada pada bagian atas
suatu jembatan, berfungsi menampung beban-beban
yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian
menyalurkan pada bangunan bawah.
- Konstruksi Bangunan Bawah
(Substructures) Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi :
·
Pangkal jembatan / abutment + pondasi
·
Pilar / pier + pondasi
a. Pengertian
Aspal adalah campuran yang terdiri dari bitumen dan
mineral. Bitumen adalah bahan yang berwarna coklat hingga hitam,
keras hingga cair. Mempunyai sifat baik larut dalam Cs2 atau
CCL4 dengan sempurna dan mempunyai sifat lunak dan tidak larut dalam air,
ter adalah bahan cair berwarna hitam tidak larut dalam air, larut sempurna
dalam Cs2 atau CCL4, mengandung zat-zat organik yang terdiri dari
gugusan aromat dan mempunyai sifat kekal.
Bitumen secara kimia terdiri dari aromat, Naphten dan
alkan sebagai komponen terpenting dan secara kimia fisika merupakan campuran
colloid dimana butir-butir yang merupakan komponen yang padat (disebut Asphaltene)
berada dalam fase cairan yang disebut Malten. Asphlatene terdiri campuran
gugusan aromat Naphten dan Alkan dengan berat molekul yang lebih tinggi,
sedangkan Malten terdiri campuran gugusan aromat. Napthen dan alkali dengan
berat molekul yang lebih rendah.
b. Jenis-Jenis Aspal
Aspal yang digunakan untuk bahan perkerasan jalan terdiri dari aspal alam
dan aspal buatan.
·
Aspal alam, dapat dibedakan menjadi :
Aspal gunung (Rock Asphalt) contoh : aspal dari
pulau Buton
Aspal danau (Lake Asphalt) contoh : aspal dari
Bermudus Trinidat
Berhubung aspal alam tidak mempunyai mutu tertentu penggunaan aspal
tersebut dapat dievaluasi dengan baik.
·
Aspal buatan
Jenis ter dibuat dari proses pengolahan minyak bumi. Jadi bahan baku yang
dibuat untuk aspal pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung
aspal.
Ter merupakan hasil penyulingan batu bara tidak umum digunakan untuk
perkerasan jalan karena lebih cepat mengeras, peka terhadap temperature dan
beracun.
1) Aspal Keras
Aspal keras/panas (Asphalt Cement, Ac) adalah aspal
yang digunakan dalam keadaan cair dan panas, aspal ini berbentuk padat pada
keadaan penyimpanan temperatur ruang (25oC – 30oC). Aspal
semen terdiri dari beberapa jenis tergantung dari proses pembuatannya dan jenis
minyak bumi asalnya. Pengelompokan aspal semen dapat dilakukan berdasarkan
nilai penetrasi (tingkat kekerasan pada temperatur 25oC ataupun
berdasarkan nilai Visiositasnya.
Di Indonesia aspal semen biasanya dibedakan berdasarkan nilai penetrasi :
-
AC per 40/50
→ yaitu AC dengan penetrasi antara 40 – 50
-
AC per 60/70
→ yaitu AC dengan penetrasi antara 60 – 70
-
AC per 84/100 →
yaitu AC dengan penetrasi antara 85 – 100
-
AC per 120/150 → yaitu AC
dengan penetrasi antara 120 – 150
-
AC per 200/300 → yaitu AC
dengan penetrasi antara 200 - 300
Aspal semen dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas
(lalu lintas dengan volume tinggi) sedangkan aspal semen dengan penetrasi
tinggi digunakan untuk daerah bercuaca dengan lalu lintas ber volume rendah.
Di Indonesia pada umumnya dipergunakan aspal semen dengan penetrasi (60/70
dan 80/100).
2) Aspal Cair
Aspal cair adalah campuran antara aspal semen dengan
bahan pencair dari hasil penyulingan dengan minyak bumi, dengan demikian cut
back aspal berbentuk cair dalam temperatur ruang. Berdasarkan bahan pencairnya
dan kemudahan menguap bahan pelarutnya, aspal cair dapat dibedakan atas :
-
RC (Rapid Curing Cut Back)
Merupakan aspal (semen yang dilarutkan dengan bensin
atau premium).
RC merupakan Cut Back aspal yang paling cepat menguap.
-
MC (Medium Curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan
pencair yang lebih kental seperti minyak tanah.
-
SC (Slow curing Cut Back)
Merupakan aspal semen yang dilarutkan dengan bahan
yang lebih kental seperti solar, aspal jenis ini merupakan cut back aspal yang
paling lama menguap.
3) Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah
campuran dari aspal minyak (petroleum bitumen), air dan zat kimia yang disebut
emulsifier. Aspal yang merupakan keluarga minyak bisa bercampur dengan air
dengan bantuan emulsifier melalui proses emulsifikasi. Pada proses
emulsifikasi, aspal dijadikan butiran yang sangat kecil (0,1 – 20 mikron) dan
diberi muatan listrik statis oleh emulsifier. Akibat adanya muatan listrik ini,
terjadi gaya saling tolak antara butiran aspal (asphalt droplets) sehingga
aspal tersebar secara merata dalam media air dan menjadi emulsi. Gaya saling
tolak ini cukup stabil sehingga aspal tidak menyatu kembali. Seluruh proses ini
terjadi dalam alat yang disebut “Colloid Mill”. Pemilihan aspal, jenis
emulsifier dan colliod mill sangat mempengaruhi mutu aspal emulsi yang
dihasilkan.
Jenis Aspal Emulsi
Secara umum ada tiga jenis aspal emulsi yaitu jenis
Anionik, Kationik dan Non-Ionik. Yang paling umum digunakan dalam konstruksi
jalan adalah jenis Kationik karena adaptasinya yang sangat baik untuk berbagai
jenis batuan. Dari tiga jenis aspal emulsi di atas, aspal emulsi
diklasifikasikan lagi berdasarkan kecepatan terpisahnya aspal dengan air yaitu,
Rapid Setting, Medium Setting dan Slow Setting.
c. Spesifikasi Aspal
Syarat Umum Aspal Keras
-
Aspal keras harus berasal dari hasil
minyak bumi
-
Aspal keras harus mempunyai sifat
sejenis, bebas air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175oC.
-
Kadar paraffin dalam aspal tidak
melebihi 2 %
Syarat-Syarat Umum Aspal Cair
Spesifikasi meliputi tiga mutu aspal cair RC – 70, RC – 250 fan RC – 800 :
-
Aspal cair harus berasal dari hasil
minyak bumi
-
Aspal harus mempunyai sifat sejenis,
bebas air dan tidak berbusa jika di panaskan
-
Jika dipakai menunjukkan pemisahan atau
penggumpalan
-
Kadar paraffin dalam aspal tidak
melebihi 2 %.
d.
Aspal Beton (Hot Mix)
Pengertian
Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat halus
dengan agregat kasar, dan bahan pengisi ( Filler ) dengan bahan pengikat aspal
dalam kondisi suhu panas tinggi. Dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh
spesifikasi teknis.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain
konstruksi jalan aspal beton mempunyai beberapa jenis, antara lain:
-
Binder Course ( BC ) dengan tebal
minimum 4cm biasanya digunakan sebagai lapis kedua sebelum wearing course.
-
Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal
minimum 5 Cm digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu
lintas berat / Tinggi.
-
Hot Roller Sheet ( HRS ) / Lataston /
laston 3 dengan tebal penggelaran minimum 3 s/d 4 cm digunakan sebagai lapis
permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas sedang.
-
( FG ) Fine Grade dengan tebal minimum
2.8 cm maks 3 cm bisanya digunakan untuk jalan perumahan dengan beban rendah.
-
Sand Sheet dengan tebal Maximum 2.8 cm
biasanya digunakan untuk jalan perumahan dan perparkiran.
-
Wearing Course ( ACWC ) / Laston dengan
tebal penggelaran minimum 4 Cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan
lalu lintas berat.
Aspal Beton (Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan
konstruksi jalan dengan lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan
terbang, dalam kondisi segala macam cuaca.
Kelebihan Aspal Beton Hot Mix :
1.
Waktu pekerjaan yang relatif sangat
cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
2.
Lapisan konstruksi Aspal beton tidak
peka terhadap air.
3.
Dapat dilalui kendaraan setelah pelaksanaan
penghamparan.
4.
Mempunyai sifat flexible sehingga
mempunyai kenyamanan bagi pengendara,
5.
Pemeliharaan yang relative mudah dan
murah.
6. Stabilitas yang tinggi sehingga dapat
menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya deformasi.
Bagus. Tambahkan gambar agar mudah dipahami
BalasHapus